“PENGENALAN SARANA PRODUKSI
PERTANIAN”

Nama
: Willy
Alexsander Manik
NPM : E1J013070
Co.
ASS : Riduan
Hutabarat
Dosen
Pembimbing : Ir.Merakati H. ,M.Sc
LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Untuk
melakukan usaha pertanian dibutuhkan berbagai jenis bahan dan alat penunjang
yang diperlukan pada proses produksi pertanian, sejak persiapan lahan hingga
penanganan hasil tanaman pada tahap pasca panen. Untuk mencapai hasil yang
tinggi dan agar usahatani dapat memberikan keuntungan yang besar, diperlukan
kemampuan untuk menentukan jumblah dan jenis saprotan secara cepat. Penggunaan
teknologi tepat guna dapat menghemat pemakaian saprotan tanpa menurunkan hasil
pertanian, sehingga keuntungan dapat meningkatkan.
Sarana produksi pertanian (saprotan)
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung perkembangan
atau kemajuan pertanian terutama untuk mencapai tujuan terciptanya ketahanan
pangan. Pupuk dan pestisida (obat-obatan pertanian) adalah sarana produksi
pertanian utama yang paling banyak diperlukan petani dalam kegiatan pertanian. Pupuk
dalam pertanian di bedakan atas pupuk organik dan anorganik sedangkan pestisida
di bedakan atas herbisida, fungisida, akarisida, insektisida
Sarana
produksi pertanian dapat dikelompokan bedasarkan peranan, kegunaan dan
sifatnya. Bedasarkan perannya maka saprotan dapat dibagi menjadi :
1) Alat
yaitu barang yang dapat digunakan berulang-ulang sebagai alat pendukung
berbagai tahapan pelaksanaan kegiatan usaha pertanian.
2) Bahan
yaitu barang yang diperlukan sebagai bagian dari komponen setiap tahapan proses
produksi,sehingga sifat penggunaannya habis pakai.
1.2 Tujuan
1.
Mahasiswa dapat menyebutkan jenis dan
fungsi sarana produksi pertanian
2.
Mahasiswa dapat mendeskripsikan karakteristik
berbagai jenis sarana produksi pertanian (saprotan)
3.
Mahasiswa dapat memilh dengan tepat kebutuhan
jenis saprotan yang akan digunakan untuk kegiatan usaha pertanian .
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sarana produksi dalam pertanian terdiri
dari alat-alat pertanian, pupuk dan pestisida, dimana alat-alat pertanian untuk
mengelolah lahan dan tanaman digunakan alat-alat seperti cangkul, parang babat,
arit dan traktor.Dengan sistem pengelolahan lahan dengan baik dan benar akan
memperoleh hasil yang lebih bagus. Pupuk juga sangat diperlukan juga untuk
pertumbuhan tanaman karena akan membantu proses pertumbuhan tanaman, dengan
pemberian pupuk sesuai dengan dosis yang di berikan akan membuat tanaman lebih
subur lagi. Pestisida digunakan untuk membasmi hama dan penyakit, dengan
menggunakan pestisida yang berlebihan maka akan membuat tanaman mati dan hama
tananman menjadi resisten/tahan akan kekebalan tubuhnya. Pengembangan teknologi
pada sistem pertanian konvensional tidak berbasis sumber daya lokal. Petani
yang menjadi pemakai. Setelah besusah payanh selama beberapa generasi petani
mengembangkan benih dari proses bercocok tanamannya, benih tersebut diotak atik
secara revolusioner oleh para pendukung revolusi hijau sehingga lahirlah
benih-benih hibrida dan benih-benih yang mengalami modifikasi genetika.
Benih-benih tersebut tidak boleh dan tidak bisa di perbanyak oleh petani karena
didukung oleh seperangkat undangan-undangan yang mengatur hak paten. Tantangan
pengembangan pertanian oerganik saat ini adalah industrialisasi sarana produksi
pertanian orgsnik tidak berbasis sumber daya lokal, baik sumber daya manusia, sumber
daya alam, sumber daya sosial, sumber daya keuangan maupun sumber daya
infrastruktur yang dimiliki petani. (Academia.edu, 2014)
Pupuk adalah material yang ditambahkan
pada media tanam atau tanamanuntuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan
tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa
bahan organik atau anorganik ( mineral ). Pupuk berbeda dari suplemen, pupuk
mengandung bahan baku yangdiperlukan tumbuhan dan perkembangan tanaman,
sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses
metabolisme. Meskipun demikian,ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat
ditambahkan sejumlah materialsuplemen.Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan
kebutuhan tumbuhan tersebut,agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat
makanan. Terlalu sedikit atauterlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi
tumbuhan. Pupuk dapat diberikanlewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah
satu jenis pupuk organik adalah kompos.Macam ± macam pupuk Dalam praktek
sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan.
Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk fisiknya, atau
berdasarkan kandungannya.Pupuk berdasarkan sumber bahanDilihat dari sumber
pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk
alami (bahasa Inggris: manure) dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan (Ing. fertilizer ).Pestisida adalah
bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat,atau membasmi
organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang Diberi
akhiran cide ("pembasmi").Sasarannya bermacam macam,seperti serangga,
tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.
Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari,
pestisida seringkali disebut sebagai "racun". (Libra, 2013)
Sarana produksi selain dipengaruhi
benih, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, faktor lain yang
mempengaruhi adalah pestisida, pestisida merupakan zat kimia yang
berfungsi/digunakan sebagai alat untuk pengendailan musuh-musuh tanaman,
berdasarkan kegunaan pestisida dapat dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu
insektisida, herbisida, moluskarisida, akarisida, rodentisida, fungisida,
bakterisida, dan nematisida.Selain pestisida, faktor lain yang berpengaruh adalah
inokulan, inokulan adalah bakteri yang diinokulasikan atau dikembang biakkan ke
tanaman baru, inokulan terjadi pada kebanyakan budidaya tanaman leguminosa,
yang memerlukan inokulasi bakteri rhizobium. Mekanisme kerja sama antara
bakteri rhizobium dan tanaman legum dalam bentuk simbiosis mutualisme. Tidak
dapat dipungkiri bahwa semakin baik sarana produksi yang ada, maka semakin baik
pula hasil yang didapat bagi pertanian, terutama di Indonesia. Saat ini
Indonesia sudah cukup baik menerapkan sarana produksi, hanya saja efisiensi
pengunaaannya dan langkah kerja yang dipakai kurang maksimal sehingga hasil
yang didapat dari budidaya tanaman juga kurang maksimal seperti yang kita
harapkan. Untuk itu kita sebagai mahasiswa pertanian diharapkan agar serius dalam
perkuliahan, agar nantinya kita dapat menjadi generasi penerus bangsa yang
dapat mengangkat nama baik negara kita yang bersektor di bidang pertanian.
(Roris, 2013)
Lahan pertanian dan keterbatasan air merupakan fenomena
dasar dalam suatu pengembangan pertanian tanaman pangan. Lahan pertanian yang
ada terus mengalami penyusutan, karena tergeser oleh aktivitas non pertanian.
Di samping itu permasalahan produksi, pascapanen, distribusi, dan pemasaran
masih sering terjadi akibat lemahnya dukungan sarana dan prasarana pertanian,
sehingga kurang berhasil mewujudkan sistem agribisnis yang baik yang pada
gilirannya gagal menaikkan pendapatan petani. Oleh karena itu, dukungan sarana
dan prasarana pertanian perlu untuk dikembangkan dalam suatu rancang bangun
pengembangan pertanian tanaman pangan yang komprehensif (Sjamsoe 1995)
Infrastruktur pada dasarnya adalah faktor pendukung bagi
kegiatan utama di pedesaan yang berdasar kepada komoditas pertanian.
Infrastruktur mampu menggerakkan sektor riil, menyerap tenaga kerja,
meningkatkan konsumsi masyarakat dan pemerintah, serta memicu kegiatan
produksi. Ketidakmampuan memberikan pelayanan infrastruktur merupakan indikasi
kemampuan pemerintah yang semakin terbatas dalam kapasitas pembiayaan.
Infrastruktur tidak hanya terbatas pada prasarana dan sarana fisik saja,
melainkan mempunyai fungsi yang lebih penting lagi yaitu fungsi jasa pelayanan.
Dalam hal ini jasa pelayanan mempunyai tiga dimensi penting yaitu dimensi
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Infrastrukur dapat dikategorikan menjadi dua
bagian:
1)
infrastruktur yang bersifat software seperti: kebijaksanaan, kelembagaan,
regulasi, keuangan, penelitian dan pengembangan, pendidikan, tata
ruang, dan lain-lain; serta
2)
infrastruktur yang bersifat hardware seperti : jalan, jembatan, irigasi, pasar,
pelabuhan, jaringan listrik, telepon, dan lain sebagainya (Marsono 2001)
Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktivitas
lahan pertanian. Jaringan irigasi merupakan prasarana irigasi yang terdiri atas
bangunan dan saluran air beserta perlengkapannya. Sistem jaringan irigasi dapat
dibedakan antara jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier. Jaringan
irigasi utama meliputi bangunan – bangunan utama yang dilengkapi dengan saluran
pembawa, saluran pembuang. dan bangunan pengukur. Jaringan irigasi tersier
merupakan jaringan irigasi di petak tersier, beserta bangunan pelengkap lainnya
yang terdapat di petak tersier (Kartasapoetra 1991).
BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2014. Bertempat di laboratorium Agronomi
Universitas Bengkulu.
3.2 Alat
dan Bahan
Alat yang di gunakan
adalah alat tulis dan kertas HVS 1 lembar. Bahan yang digunakan adalah bahan
bahan sarana produksi pertanian yang disediakan oleh pihak laboratorium.
3.3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan kertas, kemudian mebuat table pengamatan
untuk mencatat hasil pengamatan, dan menulis identitas praktikum
2. Mengambil objek pengamatan yang utuh dari seluruh
objek yang sudah disediakan
3. Mengamati karakteristik objek pengamatan
4. Melakukan pencatatan/gambar secara tepat, lengkap
dan sistematis terhadap informasi yang diketahui dari objek tersebut
5. Merapikan kembali ruangan dan meja yang telah
digunakan untuk praktikun
6.
Megumpulkan
hasil kerja dan pengamatan ke co ass sebagai laporan
BAB
IV
HASIL
dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
|
No
|
Nama
Saprotan
|
Fungsi
|
Komponen
Utama
|
Karakter
Alat/Bahan
|
Keterangan
|
|
1
|
Kejora insektisida15 EC
|
Racun kontak untuk mengendalikan ulat grayak pada
tanaman kedelai
|
Alfa sipermetrin
1 sg/L
|
cairan
|
Waktu saat populasi serangan hama yelah mencapai
ambang pengendalian nya sesuai rekomendasi setempat.
|
|
2
|
Dithame
M-45
|
Mengendalikan penyakit pada tanaman tertunda yang diakibatkan
oleh jamur
|
Mankozeb 80%
|
Tepung berwarna kuning keabu-abuan
|
|
|
3
|
Root-up
![]() |
Untuk meransang pertumbuhan akar pada perbanyakan vegetative
|
-Naftalen asetamida 0,02%
-Metil 1-naftalen asetat 0,03%
-Indol 3-butirat 0,06%
-Thiram 4,0%
|
Berbentuk tepung yang dapat dilarutkan
|
Campur dengan air secukupnya hingga membentuk pasta, celupkan bagian
tanaman yang terluka (stek) atau oleskan pada bagian tanaman yang dicangkok
|
|
4
|
Dangke 40 WP
|
Untuk mengendalikan hama pada tanaman kacang panjang, bawang merah,
cabai, kakao, kedelai dan tomat
|
Metomil 40 %
|
WP (bakterisida dalam bentuk tepung).
|
Berwarna putih yang dapat disuspensikan untuk mengendalikan hama pada
tanaman.
|
|
5
|
Ethrel 480 SL
|
Zat pengatur tumbuh tanaman
|
Etefon 480 g/l
|
SL (cairan dapat larut).
|
Zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk pekatan yang dapat teremulsi
berwarna coklat jernih.
|
|
6
|
Gandasil B
|
Untuk merangsang pertumbuhan dan buah.
|
Ø
Nitrogen 6 %
Ø
Fospor 20 %
Ø
Kalium bebas chor 30 %
Ø
Mg 3 %
Ø
Mg SO4
Ø
P2O5
Ø
K3O
|
Berbentuk kristal yang larut dalam air dengan cepat dan sempurna.
|
Mempunyai susunan yang khusus diciptakan untuk merangsang pertumbuhan
bunga dan buah.
|
|
7
|
Dual 500 EC
|
Untuk mengendalikan gulma golongan berdaun lebah,rumput danteki pada
tanaman kedelai dan lain-lain.
|
Metolaklot 500 g/L
|
cairan
|
|
|
8
|
Spermo 480SL
|
Untuk herbisida sistemik
|
Isopropilamina 480 g/l
|
Cairan kekuning-kuningan
|
Lakukan penyemprotan [ada gulma sedang tumbuh aktif. Dilakukan pada
pagi hari
|
|
9
|
SP 36
|
Untuk menyediakan unsur hara
|
Posfor = 36 %
|
Tepung, dapat larut
|
|
|
10
|
Agrept 20 WP
![]() |
untuk mengendalikan penyakit layu pada berbagai tanaman (bakterisida)
|
Sterptomisin sulfat 20 %
|
Berbentuk tepung berwarna putih keabu-abuan yang dapat disuspensikan
|
Penyemprotan mulai umur 21 hari setelah tanam
|
Benih
|
No
|
Nama saprotan
|
Fungsi
|
Komponen utama (unsur bag, alat, bahan aktif dsb)
|
Karakter alat atau bahan
|
Keterangan penting, gambar, dsb.
|
|
1
|
Benih jagung
|
Bahan tanaman
|
|
Bentuk bulat
|
Termasuk ukuran agak besar
|
|
2
|
Satari R
|
Bahan tanaman
|
|
Bentuk bulat
|
Termasuk ukuran agak besar
|
Petisida
|
No
|
Nama
|
Fungsi
|
Komponen utama (unsur bag, alat, bahan aktif dsb)
|
Karakter alat atau bahan
|
Keterangan penting, gambar, dsb.
|
|
1
|
Knapsac (semprotan)
|
Menyemprotkan insektisida herbisida
|
|
Memiliki tepung untuk pencampuran dengan air
|
|
Alat
|
No
|
Nama
|
Fungsi
|
Komponen utama (unsur bag, alat, bahan aktif dsb)
|
Karakter alat atau bahan
|
Keterangan penting, gambar, dsb.
|
|
1
|
Cangkul
|
Menggemburkan tanah
|
|
Tajam pada bagian bawah
|
|
|
2
|
Semprotan
|
Untuk mengemburkan dengan
cairan.
|
|
cair
|
|
4.2 Pembahasan
Praktikum
yang dilakukan mendapatkan hasil dan dapat disimpulkan bahwa saprotan
melingkupi seperti pupuk, benih, peptisida dan alat saprotan. Jenis saprotan
pupuk pada umumnya adalah material yang ditambahkan pada tanaman ataupun media
tanam itu sendiri. Dalam praktikum ini ada beberapa pupuk yang digunakan,
seperti:
1. Kejora
insektisida 15EC
2. Dithame
M-45
3. Root-up
4. Danke
up WP
5. Ethrel
480 sl
6. Gandasil
B
7. Dual
500 EC
8. Supremo
480 sl
9. SP
36
10. Agrept
20 WP
Fungsi
saprotan jenis pupuk adalah untuk meransang mengendalikan menyediakan unsur
hara zat pengatur dan lain-lain.Pupuk,
adalah sarana produksi pertanian berupa unsur hara tambahan yang dapat
bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ada dua jenis
pupuk, pupuk organic dan pupuk anorganik. Pupuk organic adalah yang berasal
dari proses biologi makhluk hidup. Pupuk anorganik adalah pupuk yang bersal
dari zat-zat kimia (pupuk buatan).
Saprotan
benih yang diamati adalah :
1. Benih
jagung
2. Benih
satari R
Fungsi saprotan jenis benih adalah untuk
bahan tanam.Benih, merupakan factor
utama dalam produksi pertanian. Benih adalah cikal bakal tanaman yang hendak
dibudidayakan. Benih yang unggul akan menghasilkan kualitas tanaman yang unggul
pula.
Saprotan
jenis peptisida yang diamati adalah:
1. Knapsack
Berfungsi
untuk menyemprotkan inteksida pada tanaman.Pestisida,
adalah sarana produksi pertanian berupa racun yang terbuat dari bahan-bahan
kimia dan bermanfaat untuk melindungi tanaman dari berbagai serangan penyakit.
Beberapa jenis pestisida diantaranya herbisida , fungisida , bakterisida ,
insektisida , rodentisida , dll.
Saprotan
jenis alat yang diamati adalah:
1. Cangkul
2. Semprotan
Berfungsi sebahai alat pembantu
penyiapan lahan,penggempuran tanah dan alat penyiraman tanaman.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Sarana
produksi tanaman memiliki berbagai jenis, seperti: benih, pupuk, peptisida, zat
pengatur, alat dan lainnya. Dari berbagai
jenis saprotan banyak memilikiki fungsi,seperti mengendalikan
penyakit,meransang pertumbuhan untuk jadi zat pengatur dan lain-lain.
2. Saprotan
tentu memiliki berbagai macam karakteristik setiap jenis dari saprotan itu
sendiri, seperti bentuk tepung, berbentuk cairan dan lain-lain.
3. Untuk
dapat memillih kebutuhan yang tepat jenis jenis saprotan harus diketahui fungsi
dan kegunaannya untuk macam-macam usaha pertanian yang dilakukan.
5.2
Saran
1. Diinginkan
dalam satu ruangan praktikum hanya ada satu shift yang melakukan praktikum.
2. Bahan
dan alat praktikum diharapkan dapat diperbanyak agar praktikan bias leluasa dan
puas dalam melakukan kegiatan praktikum
3. Pengawasan
pada saat praktikum akan dapat membantu para praktikan dalam menemukan jawaban
dari pertanyaan praktikan dalam kegiatan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Academia. 2014. http://www.academia.edu/6850201/Lampiran_sarana_produksi_pertanian. Diakses
pada 16 oktober 2014
Karta Saepotra, G. Ance. 1986. Teknologi Benih. Jakarta :
Rineka Cipta
Libra. 2013. http://librapangrib.blogspot.com/2013/03/sarana-produksi.html. Diakses pada 16 oktober 2014
Marsono, Paulus Sigit. 2001. Pupuk Akar,
Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya : Jakarta
Roris. 2013. http://tujuhbelasdesember.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum.html.Diakses pada 16 oktober 2014
Sjamsoe. M.Mui. 1995. Dari Benih kepada Benih. Jakarta :
PT. Gramedia


Tidak ada komentar:
Posting Komentar