Minggu, 12 Februari 2017

LAPORAN DASAR-DASAR AGRONOMI - ACARA 1 - PENGENALAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
“PENGENALAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN”







Nama                          : Willy Alexsander Manik
NPM                           : E1J013070
Co. ASS                      : Riduan Hutabarat
Dosen Pembimbing   : Ir.Merakati H. ,M.Sc


LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Untuk melakukan usaha pertanian dibutuhkan berbagai jenis bahan dan alat penunjang yang diperlukan pada proses produksi pertanian, sejak persiapan lahan hingga penanganan hasil tanaman pada tahap pasca panen. Untuk mencapai hasil yang tinggi dan agar usahatani dapat memberikan keuntungan yang besar, diperlukan kemampuan untuk menentukan jumblah dan jenis saprotan secara cepat. Penggunaan teknologi tepat guna dapat menghemat pemakaian saprotan tanpa menurunkan hasil pertanian, sehingga keuntungan dapat meningkatkan.
Sarana produksi pertanian (saprotan) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung perkembangan atau kemajuan pertanian terutama untuk mencapai tujuan terciptanya ketahanan pangan. Pupuk dan pestisida (obat-obatan pertanian) adalah sarana produksi pertanian utama yang paling banyak diperlukan petani dalam kegiatan pertanian. Pupuk dalam pertanian di bedakan atas pupuk organik dan anorganik sedangkan pestisida di bedakan atas herbisida, fungisida, akarisida, insektisida
Sarana produksi pertanian dapat dikelompokan bedasarkan peranan, kegunaan dan sifatnya. Bedasarkan perannya maka saprotan dapat dibagi menjadi :
1)      Alat yaitu barang yang dapat digunakan berulang-ulang sebagai alat pendukung berbagai tahapan pelaksanaan kegiatan usaha pertanian.
2)      Bahan yaitu barang yang diperlukan sebagai bagian dari komponen setiap tahapan proses produksi,sehingga sifat penggunaannya habis pakai.
1.2  Tujuan
1.      Mahasiswa dapat menyebutkan jenis dan fungsi sarana produksi pertanian
2.       Mahasiswa dapat mendeskripsikan karakteristik berbagai jenis sarana produksi pertanian (saprotan)
3.       Mahasiswa dapat memilh dengan tepat kebutuhan jenis saprotan yang akan digunakan untuk kegiatan usaha pertanian .

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sarana produksi dalam pertanian terdiri dari alat-alat pertanian, pupuk dan pestisida, dimana alat-alat pertanian untuk mengelolah lahan dan tanaman digunakan alat-alat seperti cangkul, parang babat, arit dan traktor.Dengan sistem pengelolahan lahan dengan baik dan benar akan memperoleh hasil yang lebih bagus. Pupuk juga sangat diperlukan juga untuk pertumbuhan tanaman karena akan membantu proses pertumbuhan tanaman, dengan pemberian pupuk sesuai dengan dosis yang di berikan akan membuat tanaman lebih subur lagi. Pestisida digunakan untuk membasmi hama dan penyakit, dengan menggunakan pestisida yang berlebihan maka akan membuat tanaman mati dan hama tananman menjadi resisten/tahan akan kekebalan tubuhnya. Pengembangan teknologi pada sistem pertanian konvensional tidak berbasis sumber daya lokal. Petani yang menjadi pemakai. Setelah besusah payanh selama beberapa generasi petani mengembangkan benih dari proses bercocok tanamannya, benih tersebut diotak atik secara revolusioner oleh para pendukung revolusi hijau sehingga lahirlah benih-benih hibrida dan benih-benih yang mengalami modifikasi genetika. Benih-benih tersebut tidak boleh dan tidak bisa di perbanyak oleh petani karena didukung oleh seperangkat undangan-undangan yang mengatur hak paten. Tantangan pengembangan pertanian oerganik saat ini adalah industrialisasi sarana produksi pertanian orgsnik tidak berbasis sumber daya lokal, baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya sosial, sumber daya keuangan maupun sumber daya infrastruktur yang dimiliki petani. (Academia.edu, 2014)
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanamanuntuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau anorganik ( mineral ). Pupuk berbeda dari suplemen, pupuk mengandung bahan baku yangdiperlukan tumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian,ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah materialsuplemen.Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut,agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atauterlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikanlewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.Macam ± macam pupuk Dalam praktek sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.Pupuk berdasarkan sumber bahanDilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (bahasa Inggris: manure) dan (2) pupuk kimia atau pupuk  buatan (Ing. fertilizer ).Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat,atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang Diberi akhiran cide ("pembasmi").Sasarannya bermacam macam,seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun". (Libra, 2013)
Sarana produksi selain dipengaruhi benih, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, faktor lain yang mempengaruhi adalah pestisida, pestisida merupakan zat kimia yang berfungsi/digunakan sebagai alat untuk pengendailan musuh-musuh tanaman, berdasarkan kegunaan pestisida dapat dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu insektisida, herbisida, moluskarisida, akarisida, rodentisida, fungisida, bakterisida, dan nematisida.Selain pestisida, faktor lain yang berpengaruh adalah inokulan, inokulan adalah bakteri yang diinokulasikan atau dikembang biakkan ke tanaman baru, inokulan terjadi pada kebanyakan budidaya tanaman leguminosa, yang memerlukan inokulasi bakteri rhizobium. Mekanisme kerja sama antara bakteri rhizobium dan tanaman legum dalam bentuk simbiosis mutualisme. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin baik sarana produksi yang ada, maka semakin baik pula hasil yang didapat bagi pertanian, terutama di Indonesia. Saat ini Indonesia sudah cukup baik menerapkan sarana produksi, hanya saja efisiensi pengunaaannya dan langkah kerja yang dipakai kurang maksimal sehingga hasil yang didapat dari budidaya tanaman juga kurang maksimal seperti yang kita harapkan. Untuk itu kita sebagai mahasiswa pertanian diharapkan agar serius dalam perkuliahan, agar nantinya kita dapat menjadi generasi penerus bangsa yang dapat mengangkat nama baik negara kita yang bersektor di bidang pertanian. (Roris, 2013)
Lahan pertanian dan keterbatasan air merupakan fenomena dasar dalam suatu pengembangan pertanian tanaman pangan. Lahan pertanian yang ada terus mengalami penyusutan, karena tergeser oleh aktivitas non pertanian. Di samping itu permasalahan produksi, pascapanen, distribusi, dan pemasaran masih sering terjadi akibat lemahnya dukungan sarana dan prasarana pertanian, sehingga kurang berhasil mewujudkan sistem agribisnis yang baik yang pada gilirannya gagal menaikkan pendapatan petani. Oleh karena itu, dukungan sarana dan prasarana pertanian perlu untuk dikembangkan dalam suatu rancang bangun pengembangan pertanian tanaman pangan yang komprehensif (Sjamsoe 1995)
Infrastruktur pada dasarnya adalah faktor pendukung bagi kegiatan utama di pedesaan yang berdasar kepada komoditas pertanian. Infrastruktur mampu menggerakkan sektor riil, menyerap tenaga kerja, meningkatkan konsumsi masyarakat dan pemerintah, serta memicu kegiatan produksi. Ketidakmampuan memberikan pelayanan infrastruktur merupakan indikasi kemampuan pemerintah yang semakin terbatas dalam kapasitas pembiayaan. Infrastruktur tidak hanya terbatas pada prasarana dan sarana fisik saja, melainkan mempunyai fungsi yang lebih penting lagi yaitu fungsi jasa pelayanan. Dalam hal ini jasa pelayanan mempunyai tiga dimensi penting yaitu dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Infrastrukur dapat dikategorikan menjadi dua bagian:
1) infrastruktur yang bersifat software seperti: kebijaksanaan, kelembagaan, regulasi,   keuangan, penelitian dan pengembangan, pendidikan, tata ruang, dan lain-lain; serta
2) infrastruktur yang bersifat hardware seperti : jalan, jembatan, irigasi, pasar, pelabuhan, jaringan listrik, telepon, dan lain sebagainya (Marsono 2001)
Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Jaringan irigasi merupakan prasarana irigasi yang terdiri atas bangunan dan saluran air beserta perlengkapannya. Sistem jaringan irigasi dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier. Jaringan irigasi utama meliputi bangunan – bangunan utama yang dilengkapi dengan saluran pembawa, saluran pembuang. dan bangunan pengukur. Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petak tersier, beserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di petak tersier (Kartasapoetra 1991).



BAB III
METODELOGI
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2014. Bertempat di laboratorium Agronomi Universitas Bengkulu.
3.2  Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan adalah alat tulis dan kertas HVS 1 lembar. Bahan yang digunakan adalah bahan bahan sarana produksi pertanian yang disediakan oleh pihak laboratorium.
3.3   Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan kertas, kemudian mebuat table pengamatan untuk mencatat hasil pengamatan, dan menulis identitas praktikum
2.      Mengambil objek pengamatan yang utuh dari seluruh objek yang sudah disediakan
3.      Mengamati karakteristik objek pengamatan
4.      Melakukan pencatatan/gambar secara tepat, lengkap dan sistematis terhadap informasi yang diketahui dari objek tersebut
5.      Merapikan kembali ruangan dan meja yang telah digunakan untuk praktikun
6.      Megumpulkan hasil kerja dan pengamatan ke co ass sebagai laporan


BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
No
Nama
Saprotan
Fungsi
Komponen
Utama
Karakter
Alat/Bahan
Keterangan
1
Kejora insektisida15 EC
Racun kontak untuk mengendalikan ulat grayak pada tanaman kedelai
Alfa sipermetrin
1 sg/L
cairan
Waktu saat populasi serangan hama yelah mencapai ambang pengendalian nya sesuai rekomendasi setempat.
2
Dithame
M-45
Mengendalikan penyakit pada tanaman tertunda yang diakibatkan oleh jamur
Mankozeb 80%
Tepung berwarna kuning keabu-abuan

3
Root-up
Untuk meransang pertumbuhan akar pada perbanyakan vegetative
-Naftalen asetamida 0,02%
-Metil 1-naftalen asetat 0,03%
-Indol 3-butirat 0,06%
-Thiram 4,0%
Berbentuk tepung yang dapat dilarutkan
Campur dengan air secukupnya hingga membentuk pasta, celupkan bagian tanaman yang terluka (stek) atau oleskan pada bagian tanaman yang dicangkok
4
Dangke 40 WP
Untuk mengendalikan hama pada tanaman kacang panjang, bawang merah, cabai, kakao, kedelai dan tomat
Metomil 40 %
WP (bakterisida dalam bentuk tepung).
Berwarna putih yang dapat disuspensikan untuk mengendalikan hama pada tanaman.
5
Ethrel 480 SL
Zat pengatur tumbuh tanaman
Etefon 480 g/l
SL (cairan dapat larut).
Zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk pekatan yang dapat teremulsi berwarna coklat jernih.
6
Gandasil B
Untuk merangsang pertumbuhan dan buah.
Ø  Nitrogen 6 %
Ø  Fospor 20 %
Ø  Kalium bebas chor 30 %
Ø  Mg 3 %
Ø  Mg SO4
Ø  P2O5
Ø  K3O
Berbentuk kristal yang larut dalam air dengan cepat dan sempurna.
Mempunyai susunan yang khusus diciptakan untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah.
7
Dual 500 EC
Untuk mengendalikan gulma golongan berdaun lebah,rumput danteki pada tanaman kedelai dan lain-lain.
Metolaklot 500 g/L
cairan

8
Spermo 480SL
Untuk herbisida sistemik
Isopropilamina 480 g/l
Cairan kekuning-kuningan
Lakukan penyemprotan [ada gulma sedang tumbuh aktif. Dilakukan pada pagi hari
9
SP 36
Untuk menyediakan unsur hara
Posfor = 36 %
Tepung, dapat larut

10
Agrept 20 WP
untuk mengendalikan penyakit layu pada berbagai tanaman (bakterisida)
Sterptomisin sulfat 20 %
Berbentuk tepung berwarna putih keabu-abuan yang dapat disuspensikan
Penyemprotan mulai umur 21 hari setelah tanam
Benih
No
Nama saprotan
Fungsi
Komponen utama (unsur bag, alat, bahan aktif dsb)
Karakter alat atau bahan
Keterangan penting, gambar, dsb.
1
Benih jagung
Bahan tanaman

Bentuk bulat
Termasuk ukuran agak besar
2
Satari R
Bahan tanaman

Bentuk bulat
Termasuk ukuran agak besar
Petisida
No
Nama
Fungsi
Komponen utama (unsur bag, alat, bahan aktif dsb)
Karakter alat atau bahan
Keterangan penting, gambar, dsb.
1
Knapsac (semprotan)
Menyemprotkan insektisida herbisida

Memiliki tepung untuk pencampuran dengan air






Alat
No
Nama
Fungsi
Komponen utama (unsur bag, alat, bahan aktif dsb)
Karakter alat atau bahan
Keterangan penting, gambar, dsb.
1
Cangkul
Menggemburkan tanah

Tajam pada bagian bawah

2
Semprotan
Untuk  mengemburkan dengan cairan.

cair


4.2 Pembahasan
Praktikum yang dilakukan mendapatkan hasil dan dapat disimpulkan bahwa saprotan melingkupi seperti pupuk, benih, peptisida dan alat saprotan. Jenis saprotan pupuk pada umumnya adalah material yang ditambahkan pada tanaman ataupun media tanam itu sendiri. Dalam praktikum ini ada beberapa pupuk yang digunakan, seperti:


1.      Kejora insektisida 15EC
2.      Dithame M-45
3.      Root-up
4.      Danke up WP
5.      Ethrel 480 sl
6.      Gandasil B
7.      Dual 500 EC
8.      Supremo 480 sl
9.      SP 36
10.  Agrept 20 WP




Fungsi saprotan jenis pupuk adalah untuk meransang mengendalikan menyediakan unsur hara zat pengatur dan lain-lain.Pupuk, adalah sarana produksi pertanian berupa unsur hara tambahan yang dapat bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ada dua jenis pupuk, pupuk organic dan pupuk anorganik. Pupuk organic adalah yang berasal dari proses biologi makhluk hidup. Pupuk anorganik adalah pupuk yang bersal dari zat-zat kimia (pupuk buatan).


Saprotan benih yang diamati adalah :


1.      Benih jagung
2.      Benih satari R


Fungsi saprotan jenis benih adalah untuk bahan tanam.Benih, merupakan factor utama dalam produksi pertanian. Benih adalah cikal bakal tanaman yang hendak dibudidayakan. Benih yang unggul akan menghasilkan kualitas tanaman yang unggul pula.
Saprotan jenis peptisida yang diamati adalah:
1.      Knapsack
Berfungsi untuk menyemprotkan inteksida pada tanaman.Pestisida, adalah sarana produksi pertanian berupa racun yang terbuat dari bahan-bahan kimia dan bermanfaat untuk melindungi tanaman dari berbagai serangan penyakit. Beberapa jenis pestisida diantaranya herbisida , fungisida , bakterisida , insektisida , rodentisida , dll.

Saprotan jenis alat yang diamati adalah:


1.      Cangkul
2.      Semprotan


Berfungsi sebahai alat pembantu penyiapan lahan,penggempuran tanah dan alat penyiraman tanaman.




BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.      Sarana produksi tanaman memiliki berbagai jenis, seperti: benih, pupuk, peptisida, zat pengatur, alat  dan lainnya. Dari berbagai jenis saprotan banyak memilikiki fungsi,seperti mengendalikan penyakit,meransang pertumbuhan untuk jadi zat pengatur dan lain-lain.
2.      Saprotan tentu memiliki berbagai macam karakteristik setiap jenis dari saprotan itu sendiri, seperti bentuk tepung, berbentuk cairan dan lain-lain.
3.      Untuk dapat memillih kebutuhan yang tepat jenis jenis saprotan harus diketahui fungsi dan kegunaannya untuk macam-macam usaha pertanian yang dilakukan.
5.2 Saran
1.      Diinginkan dalam satu ruangan praktikum hanya ada satu shift yang melakukan praktikum.
2.      Bahan dan alat praktikum diharapkan dapat diperbanyak agar praktikan bias leluasa dan puas dalam melakukan kegiatan praktikum
3.      Pengawasan pada saat praktikum akan dapat membantu para praktikan dalam menemukan jawaban dari pertanyaan praktikan dalam kegiatan praktikum.




DAFTAR PUSTAKA

Academia. 2014. http://www.academia.edu/6850201/Lampiran_sarana_produksi_pertanian.  Diakses pada 16 oktober 2014
Karta Saepotra, G. Ance. 1986. Teknologi Benih. Jakarta : Rineka Cipta
Libra. 2013. http://librapangrib.blogspot.com/2013/03/sarana-produksi.html. Diakses pada 16 oktober 2014
Marsono,  Paulus Sigit. 2001. Pupuk Akar, Jenis  dan  Aplikasi. Penebar  Swadaya : Jakarta
Sjamsoe. M.Mui. 1995. Dari Benih kepada Benih. Jakarta : PT. Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar